BAB III
Konsepsi
IBD dalam Kesusastraan
Hubungan
Sastra dan Seni Dengan IBD
1. Pengertian
Sastra
Kesusasteraan pada lahiriahnya
merupakan wujud dalam masyarakat manusia melalui bentuk tulisan dan juga wujud
dalam bentuk lisan. Dalam kehidupan sehari-harian, kedua bentuk kesusasteraan
sememangnya tidak terpisah dari pada kita. Misalnya, kita akan mendengar musik
yang mengandungi lirik lagu yang merupakan hasil sastra. Dan kita sendiri pula
akan menggunakanberbagai peribahasa dan pepatah yang indah-indah yang
sebenarnya juga merupakan kesusasteraan.
2. Bentuk-bentuk
kesusasteraan.
Kesusasteraan dapat dilahirkan
dalam berbagai bentuk bahasa. Dan secara kasarnya ia boleh dikategorikan kepada
dua kategori yang besar menurut bentuk bahasa yang digunakan, yakni:
a. Prosa :
merujuk kepada hasil kesusteraan yang ditulis dalam ayat-ayat biasa, yakni
dengan menggunakan tatabahasa mudah. Biasanya ayat-ayat dalam kesusasteraan
akan disusun dalam bentuk karangan. Prosa adalah satu bentuk kesusasteraan yang
lebih mudah difahami berbanding dengan puisi. Contoh bagi kesusasteraan prosa
ialah: cerpen, novel,skrip drama,essei dan sebagainya.
b. Puisi :
merujuk kepada hasil kesusasteraan yang ditulis dengan "tidak menuruti
tatabahasa". Ia sebenarnya tidak terdiri daripada ayat-ayat yang lengkap,
melainkan terdiri daripada frasa-frasa yang disusun dalam bentuk baris-barisan.
Pada lazimnya, puisi merupakan bahasa yang berirama dan apabila dibaca pembaca
akan berasa rentaknya. Contoh bagi kesuasteraan puisi termasuklah: Sajak,
Syair, Pantun, Gurindam, Lirik, Seloka, Mantera dan sebagainya. Ilmu Budaya
dalam Kesusteraan merupakan perpaduan unsur seni kebudayaan dengan kehidupan
manusia, dimana dalam proses kehidupannya manusia sering kali melakukan
sesuatu.
Dalam kesusastraan dapat diperoleh
berbagai gubahan yang mengungkapkan tentang nilai budaya yang menjadi komponen
penting dalam pengajaran Ilmu Budaya. Salah satu bentuk sastra itu adalah
puisi, dalam arti bahwa pembahasan puisi dalam rangka pengajaran budayatidak
akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang
murni. Puisi itu akan dipakai sebagai media dan sekaligus sebagai sumber
belajar sesuai dengan tema-tema pokok bahasa yang terdapat pada ilmu budaya.
Disamping puisi, dalam kesusastraan dikenal juga bentuk drama sebagai wujud
karya fiksi yang prosais.
3. Budaya Yang
Dihubungkan Dengan Prosa.
Istilah prosa banyak persamaanya.
Kadang-kadang disebut narrative fiction, Prose Fiction atau hanya fiction saja.
Dalam bahasa indonesia, prosa diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran,
lakuan, peristiwa an alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesusastraan Indonesia terdapat prosa lama dan prosa baru.
4. Karya
sastra dapat dibagi menjadi dua. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi
jamannya dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Karya sastra yang
menyuarakan aspiras jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang
dikehendaki jamannya. Sedangkan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya mengajak
pembacanya untuk merenung.
Pada hakikatnya manusia dan budaya
tak akan pernah lepas. dimana ada manusia pasti akan terbentuk sebuah
kebudayaan tempat para manusia membuat suatu karya seni, bahasa, agama dll. Dan
kebudayaan tersebut juga akan berubah seiring dengan bertambahnya waktu
dankemajuan teknologi. Maka secara sederhana, manusia adalah pelaku
budaya, sedangkan budaya adalah objek yang dilakukan oleh manusia.
Adapun nilai yang dapat diperoleh dari sebuah karya sastra
adalah:
1. Kesenangan
2. Informasi
3. Memberi warisan cultural
4. Memberi keseimbangan
wawasan
SENI DALAM
BUDAYA
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya, terutama kebutuhan fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat
dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan
psikisnya yang tercukupi dari rasa indah (seni rasa indah).
Kesenian bagian kecil dari kebudayaan. Kesenian merupakan
kelanjutan dari kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat dinikmati oleh manusia
melalui dua macam indranya, yaitu indera mata dan indera telinga, atau keduanya
secara serentak. Keindahan dalam hubungannya dengan kedua macam indera
itu,dibedakan atas tiga macam yaitu : Seni Rupa, Seni suara, dan Seni
pertunjukan.
Karya seni memberikan keindahan kepada manusia dan menyugukan
ide-ide baru yang harus dimengerti dan mungkin direnungkan ataupun ada yang
harus di bahas kehebatan isinya. Kesenian dapat memberikan suguhan bagi
kehidupan kejiwaan orang karena yang menjadi sasaran atau objeknya kehidupan
alam luas dan kehidupan manusia, individual, maupun kelompok, serta nilai-nilai
dan sebagainya.
Fungsi seni atau kesenian artinya hasil pengamatan orang
terhadap apa yang dapat diberikan oleh karya-karya kesenian bagi kehidupan
manusia yakni:
1. Memberikan rasa keindahan
2. Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non-seni
1. Memberikan rasa keindahan
2. Memberikan tunjangan dan bantuan untuk memberi warna indah dari karya-karya yang non-seni
PERANAN
SASTRA
Karya sastra mempunyai
relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan pengajaran. Sebab itu
sangat keliru bila dunia pendidikan selalu menganggap bidang eksakta lebih
utama, lebih penting dibandingkan dengan ilmu sosial atau ilmu-ilmu humaniora.
Masyarakat memandang bahwa karya sastra hanyalah khayalan pengarang yang penuh
kebohongan sehingga timbul klasifikasi dan diskriminasi. Padahal karya sastra
memiliki pesona tersendiri bila kita mau membacanya. Karya sastra dapat
membukakan mata pembaca untuk mengetahui realitas sosial, politik dan budaya
dalam bingkai moral dan estetika.
Dari dulu sampai sekarang
karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra dapat
dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat
memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat
dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat
dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa
merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Sastra dapat memperhalus
jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi
pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian,
keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong
orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan
hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang
pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu
jauh lebih indah dan mempesona.
HUBUNGAN
SASTRA DAN SENI DENGAN BUDAYA DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Masalah sastra
dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya, karena materi-materi yang
diulas oleh ilmu budaya ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya
Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:
Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:
1. Kenyataan
bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman
budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas
dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan.
2. Proses
pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif
dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya
sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
3. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik
dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan
yg telah diciptakannya.
Pengertian
Prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya
baris, banyaknya suku kata, dalam setiap baris serta tak terikat oleh irama dan
rimanya seperti dalam puisi.
Prosa berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang
artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya. Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".
Prosa dapat dibedakan berdasarkan pembabakannya, menjadi:
1. Prosa
lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat
2. Prosa baru adalah prosa
yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Perbedaan komponen antara
prosa lama dan baru adalah sebagai berikut:
Prosa lama
1. Statis, lamban
perubahannya
2. Istana Sentris, bersifat
kerajaan
3. Bersifat fantastis,
bentuknya hikayat, dongeng
4. Di pengaruhi sastra Hindu
dan Arab
5. Tidak ada pengarang atau
anonim
Prosa baru
1. Dinamis, perubahannya
cepat
2. Rakyat Sentris, mengambil
bahan dari rakyat sekitar
3. Realistis, bentuknya
roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
4. Di pengaruhi sastra Barat
5. Nama pencipta selalu
dicantumkan
Prosa lama
Prosa lama adalah prosa yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat lama Indonesia. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum
mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama
yang mula-mula timbul dan disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum
dikenalnya bentuk tulisan.
Setelah masyarakat Indonesia menjadi akrab dengan tulisan, maka
karya sastra berbentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra
tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam
rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Prosa Baru
Bila dalam prosa lama kita dibawa pada alam khayal atau santai,
namun dalam prosa baru kita dibawa pada peristiwa-peristiwa yang kita hayati
dan alami tiap hari.
Jenis-Jenis
Prosa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
·
Prosa naratif
·
Prosa deskriptif
·
Prosa eksposisi
·
Prosa argumentatif
Pengertian
Prosa Fiksi
Prosa Fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh
pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian
cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga
menjalin suatu cerita.
Unsur-unsur prosa fiksi:
1. Pengarang atau narator.
2. Isi penciptaan, Pengarang
memaparkannya lewat:
a. penjelasan
atau komentar.
b. Dialog
maupun monolog
c. Lewat
lakuan atau action
3. Media penyampai isi berupa
bahasa.
4. Elemen-elemen
fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri
sehingga menjadi suatu wacana. Unsur-unsur intrinsic terdiri atas:
a. Tema
b. Amanat
c. Alur
d. Perwatakan
e. Latar
f. Pusat
Pengisahan
Prosa fiksi lebih lanjut dapat dibedakan atas roman, novel,
novelet, maupun cerpen.
Nilai-nilai
dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang
bertulang panggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung
atau tidak langsung membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan lain
prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fisksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenagan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang
dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau
tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi
selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing
tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam
nivel sering kita dapat belajar sesiatu uang lebih daripada sejarah atau
lapiran jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan
juga kehiduoab yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa
fiksi dapat menstimulai imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang
tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah
asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian,
harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya
dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi
seperti jalan taka da ujung, missal menggambarkan suatu tindakan heroism yang
mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak
lagi mengalami secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak mengalami secara
fisik itulahm jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan
dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk
memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat
berbeda darioada aoa yang disajikan dalam kehidupan sediri.
Karya
Sastra
1. Drama
Drama
merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan.
Unsur-unsur drama adalah :
Unsur-unsur drama adalah :
a. Kerangka cerita
Kerangka
cerita merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
b. Penokohan
Penokohan
menggambarkan watak setiap tokoh
Ada
3 macam watak tokoh, yaitu :
- Prontagonis yaitu
watak tokoh yang menampilkan perilaku baik : penyayang, penyabar, pembela kebenaran
dan sebagainya.
- Antagonis
yaitu watak tokoh yang berperilaku jahat atau penenta yang kebaikan
- Tritagonis
yaitu watak tokoh yang mendukung prontagonis
c. Tema , yaitu gagasan pokok dalam cerita
d. Perlengkapan, yaitu : kostum, tata panggung,
tata lampu dan sebagainya.
Struktur
drama ada 3 macam, yaitu :
- Prolog (adegan
pembukaan)
-
Dialog (percakapan antar tokoh)
- Epiog
( adegan terakhir atau penutup)
2. Cerita Rakyat
Cerita
rakyat adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu.
Cerita tersebut berkembang dari lisan ke lisan dan tidak ada kejelasan siapa
pengarangnya. Contoh cerita rakyat dari Jawa Barat adalah : Lutung Kasarung,
Sangkuriang, dan sebagainya.
Ciri-ciri
cerita rakyat :
a. Disampaikan
secara lisan
b. Pengarangnya
tidak diketahui (anonim)
Unsur
– unsur dalam cerita rakyat :
·
Latar
adalah keterangan mengenai waktu, tempat, ruang, dan suasana yang terjadi dalam
cerita.
·
Amanat adalah
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau pendengar.
·
Watak
adalah sifat bathin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.
Ada watak penyabar, bijaksana, ramah, jahat, iri, dengki, pendendam dan
sebaganya.
Contoh
Prosa (Fabel)
Angkaro dan
Tunturana
Dua kor kepiting, Angkaro dan
Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di
balik bebatuan. Mereka bersembunyi karena takut pada orang-orang yang
mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan
ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan
purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita
hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang
perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ”
tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis
punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana
kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung
Tuturana. Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka
ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata
Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut
yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih
sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah
pencari ikan membawa obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah
mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah
datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.”
kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir
!” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat,
Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk.
Punggung Angkaro sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa
hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan.
Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro
jelek.
Sumber : Aku Cinta
Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai
ILMU BUDAYA
YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pengertian
Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur
fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling
awal ditulis oleh manusia. (Herman Waluyo). Puisi adalah karya sastra dengan
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu
dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). (Sumardi).
Pengertian
lain dari puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya
pikat (James Reevas). Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat
musikal (Thomas Carlye). Puisi merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan
(Pradopo). Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat
emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer)
1. Figura
bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata
yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata
yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu,
berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai
rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih
menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang
mendasari penyajian puisi pada Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
1. Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
Perekaman dan penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung yang terbatas.
2. Puisi
dan keinsyafan / kesadaran individual. Dengan membaca puisi manusia diajak
untuk menjenguk hati dan pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3. Puisi
dan keinsyafan sosial. Puisi memberitahukan manusia sebagai mahluk sosial
yang terlibat dalam isu dan problem sosial
Secara imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar manusia sosial
berupa:
a. Penderitaan atas
ketidakadilan.
b. Perjuangan untuk
kekuasaan.
c. Konflik dengan
sesamanya.
d. Pemberontakan kepada hukum Tuhan.
Puisi sarat akan nilai etika, estetika dan kemanusiaan. Nilai
kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi adalah Cinta Kasih yang didalamnya
terdapat kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.
Contoh
Puisi
Suara
Sunyi
Awan hitam melukis langit putih
Awan hitam melukis langit putih
Burung
gagak terbang dengan letih
Debu
debu jalanan tersorot lampu kota
Lalu
lalang kendaraan seperti riuh ombak samudra
Suara suara yang tak sampai kepada kata
Adalah
doa sunyi yang maha
Hembusan
nafas serpihan perih
Menebarkan
kemurnian cinta dengan lirih
Pohon
pohon yang tenang merunduk sepi
Sinar rembulan menelanjangi malam
Keruh
air code tak bisa bersembunyi
Tiga
ekor belibis berbaris menjadi saksi
Gelapnya
gua cermai mengurung kesunyian
Rumput
rumput liar menutupi batu batu
Harapan
dan luka selalu menyatu
Dan
sejarah selalu bercengkrama dengan waktu