BAB
II
Manusia
dan Kebudayaan
Unsur-unsur
yang membangun manusia
Terdapat
2 unsur dari pembangun manusia yang dapat dijadikan acuan, jika dilihat dari
sudut pandangnya unsur-unsur pembangun manusia yaitu:
1.
Jasad,
yaitu bentuk kasar dari manusia yang dapat dilihat dan menempati suatu ruang
dan waktu.
2.
Hayat, mengandung
unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
3.
Roh,
yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan yang bekerja secara spiritual sesuai dengan
keyakinannya masing-masing
4.
Nafas,
sesuatu hal yang selalu akan dilakukan manusia secara tanpa disadari
Dari
keempat unsur tersebut terdapat tiga macam atau tiga unsur yang ada di dalam
diri manusia, yaitu:
1.
ID, merupakan
struktur dari data diri manusia menyangkut gender,data keluarga, dan lain-lain.
2.
Ego,
merupakan bagian atau struktur bagian dari ID berperan menghubungkan energi
yang diberikan oleh ID biasanya berkembang di umur 1 atau 2 tahun.
3.
Superego,
pembentuk kepribadian di posisi paling akhir, biasanya muncur di antara usia 5
tahun, superego terbentuk karena lingkungan eksternal
Hakekat
Manusia
Hakikat
manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap
manusia. Kata manusia berasal dari kata “manu” dari bahasa Sanksekerta
atau ”mens” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa
juga dikatakan ”homo” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang
paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat
dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan
dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang
lain.
Pada
dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci
mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.
1. Manusia
Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selaliu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.
2. Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman purba, ketika kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi kebutuhannya dengan membuat dan mencari sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk mendukung kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara.
Menjadi sebuah bangsa yang besar
tidak begitu mudah. Bangsa yang tumbuh menjadi besar dan kuat pastilah
didasari dan didukung oleh beberapa faktor, meliputi sumber daya manusia yang
handal. Unsur yang paling utama dalam pembentuk suatu bangsa adalah
manusia. Bangsa Indonesia tidak mustahil dapat menjadi bangsa yang besar,
kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman budaya yang liar biasa
dari Sabang hingga Merauke. Namun, dasar itu semua belum cukup.
Masih ada persyaratan tertentu untuk menjadi bangsa yang besar.
Perbedaan
Manusia dengan Makhluk Lain
Berdasar
ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh para manusia yang tidak mempercayai dan
meyakini adanya Allah SWT beserta kekuasaandan kebesaran-Nya, manusia disamakan
dengan binatang. Hal ini terbukti dengan adanya teori Darwin
terdahulu, yaitu nenek moyang kita-manusia ialah monyet. Selain itu, dalam
klasifikasi makhluk hidup yang sudah kita pelajari di pelajaran Biologi, manusia digolongkan dalam kingdom
animalia-binatang. Namun tentunya bagi kita-para muslim, kita percayadan yakin
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang lagi Maha Sempurna menciptakan
makhlukNya dengan sempurna dan teramat baik, terutama manusia. Jelas, dalam Islam dikatakan manusia pertama adalah nabi
Adam. Adam adalah manusia, bukan monyet, bukan binatang. Mungkin, secara fisik manusia memang nampak sama dengan
binatang, yaitu primata, seperti monyet. Dan memang ada persamaan kita dengan
makhluk hidup lain yaitu sama-sama memiliki hasrat dan tujuan. Akan tetapi, ada
perbedaan khas antara manusia dengan makhlukhidup lainnya, yaitu:
1. Manusia
unggul dalam dimensi pengetahuan, kesadaran, dan tingkat tujuannya.
2. Manusia
mampu melahirkan kebudayaan.
3. Manusia
mampu untuk bergerak dalam ruang yang bagaimana pun,baik di darat, laut, maupun
udara.
4. Manusia
diberi akal dan hati nurani
5. Manusia
sebagai khalifah di muka bumi.
Surat-surat Al-Quran yang membenarkan keunggulan manusia
dibanding makhluk lainnya:
Al – Isra (70)
Sungguh, telah Kami muliakan bani
Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami beri mereka rezeki
yang baik-baik, dan Kami utamakan mereka melebihi sebagian besar makhluk
yang Kami ciptakan.
At – Tiin (4)
Sungguh, telah Kami ciptakan manusia
dalam sebaik-baiknya acuan.
Al – An’am (165)
Ialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di atas bumi, danmeninggikan
sebagian kamu beberapa derajat di atas yang lain, untuk menguji kamu
tentang pemberian-Nya kepada mu. Sungguh, Tuhan muamat cepat dalam menghukum. Tapi sungguh, Ia Maha Pengampun,Maha
Penyayang.
Al – A’raaf (129)
Mereka berkata, “Kami teraniaya
sebelum kau datang dan sesudah kau datang kepada kami" Musa menjawab, Semoga
Tuhanmu membinasakan musuhmu, dan menjadikan kamu khalifah di muka bumi, sehinggadapatlah
Ia melihat bagaimana perbuatan mu".
Manusia memiliki karakteristik yang
jelas membedakannya denganmakhluk hidup lainnya, yaitu antara lain:
1. Aspek kreasi
Apapun yang
ada pada tubuh manusia sudah dirakit dalam tatanan yang terbaik dan sempurna.
Contoh,
organ-organ manusia lebih fungsional dibanding makhluk lainnya.
2. Aspek Ilmu
Hanya manusia yang kesempatan memahami
lebih jauh hakekat alam semesta dan sekelilingnya.
Contoh:
manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan manusia bisamenentukan
pilihan dalam hidup.
4. Pengarahan
Akhlak
Manusia
adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya.
Contoh:
orang yang tadinya tidak baik, setelah berteman dan bergauldengan orang-orang
baik maka ia mulai berubah menjadi baik pula. Ada kalanya manusia memang dapat disamakan dengan binatang.manusia dapat disamakan dengan binatang ketika manusia itu sudahtidak
bermartabat. Perilakunya layaknya binatang, ia hidup dengan ilmuselain ilmu
Allah SWT.
Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Kebudayaan
Bangsa Timur
Manusia
mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini
membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia
suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat
tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur. Kita di
Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang
berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan
bersahabat. Orang – orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian
bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama
lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa
Barat dan Timur Tengah.
Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Indonesia
memiliki beragam budaya, suku dan adat istiadat. Indonesia termasuk dalam
bagian negara-negara yang ada dalam posisi benua asia memiliki adat yang
disebut adat ketimuran. Indonesia yang tergabung dari berbagai suku dan
terkenal dengan keramahtamahan masyarakatnya dan tingginya rasa saling
menghormati antar sesama. Indonesia sangat berbeda dengan negara-negara barat,
karena pandangan hidup dan kebiasaan masyarakatnya yang berbeda. Dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia yang memiliki adat ketimuran, rasa
toleransi, ramah, sopan santun, saling menghargai dan gotong royong selalu
menjadi dasar hidup masyarakat Indonesia.
Bangsa
timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam,
berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian
besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang
timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang
berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru
kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang
timur itu sendiri.
Kita tidak bisa selalu mengatakan budaya timur itu lebih baik daripada budaya barat , menurut saya situasi dan kondisi berperan sangat penting untuk menentukan berdasarkan budaya mana orang harus menyelesaikan suatu masalah. Kita dituntut untuk memiliki beberapa pertimbangan yang bersifat menyeluruh, pada budaya timurlah kita memiliki kelebihannya.
Kita tidak bisa selalu mengatakan budaya timur itu lebih baik daripada budaya barat , menurut saya situasi dan kondisi berperan sangat penting untuk menentukan berdasarkan budaya mana orang harus menyelesaikan suatu masalah. Kita dituntut untuk memiliki beberapa pertimbangan yang bersifat menyeluruh, pada budaya timurlah kita memiliki kelebihannya.
Di zaman
yang sudah mulai modern ini kebudayaan bangsa kita yaitu bangsa timur sudah
mulai tergeser atau tercampur dengan kebudayaan bangsa barat yang cenderung
gampang sekali memikat penduduk indonesia khususnya generasi muda di jaman sekarang.
Menurut saya sebaiknya pemuda di jaman sekarang lebih menekankan kebudayaan
budaya kita dengan kebudayaan bangsa timur sehingga dengan begitu jati diri
bangsa kita akan menonjol di dunia.
Unsur-Unsur
Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen
atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur
pokok, yaitu:
· alat-alat teknologi
· sistem ekonomi
· keluarga
· kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1. sistem
norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. organisasi
ekonomi
3. alat-alat,
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4. organisasi
kekuatan (politik)
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara
universal (universal categories of culture) yaitu:
1. bahasa
2. sistem
pengetahuan
3. sistem
tekhnologi, dan peralatan
4. sistem
kesenian
5. sistem mata
pencarian hidup
6. sistem
religi
7. sistem
kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
Wujud
Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
3. Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Orientasi
Nilai Budaya
Sistem nilai budaya dalam
masyarakat di mana pun di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok
kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakikat
hidup manusia (MH).
Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana = meniup habis), ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana = meniup habis), ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
2. Hakikat
karya manusia (MK).
Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakikat
waktu manusia (MW).
Hakikat untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
Hakikat untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
4. Hakikat
alam manusia (MA).
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5. Hakikat
hubungan manusia (MM).
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri) untuk memudahkan memahami sistem nilai budaya ini, secara terinci kerangka Kluckhohn dapat dipelajari.
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri) untuk memudahkan memahami sistem nilai budaya ini, secara terinci kerangka Kluckhohn dapat dipelajari.
Sistem nilai budaya merupakan abstraksi dari adat-istiadat dari yang merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat. Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya ini sangat berharga dan maha penting dalam hidup sehingga berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan warga masyarakat (Koentjaraningrat, 1980).
Penelitian mengenai makna hidup dan makna kerja telah di lakukan tahun 1987 di lima komunitas masyarakat Indonesia, yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Bali. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ada tiga pandangan dasar tentang makna hidup, yaitu:
(1) hidup untuk bekerja,
(2) hidup untuk beramal, berbakti, dan
(3) hidup untuk bersenang-senang.
Sebanyak 89,1% berpandangan bahwa hidup ialah untuk bekerja, sisanya berpandangan bahwa hidup itu untuk beramal dan bekerja. Untuk makna kerja di peroleh hasil bahwa kerja itu:
(1) untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup,
(2) untuk anak-cucu,
(3) untuk kehormatan,
(4) untuk kepuasan dan kesenangan,
(5) untul amal ibadah.
Makna kerja untuk mencari nafkah mencapai 79,3%, dan untuk anak-cucu 63,7% (Buchori dan Wiladi, 1982).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakikat hidup sudah mempunyai pandangan hidup itu baik (meminjam konsep Kluckhohn). Demikian pula hakikat kerja (karya) berpandangan bahwa karya itu nafkah hidup dan kehormatan ( meminjam konsep Kluckhohn). Karna penghayatan agama yang mendalam, ada juga yang berpandangan bahwa hidup dan kerja itu untuk beramal. Pandangan semacam ini, menunjukkan terarah kepada diri sendiri, tidak berorientasi ke luar. Pandangan semacam ini sering di sebut stoic: gelap, keras, dan suram, sebagai akibat kecenderungan untuk berputar-putar dalam dirinya sendiri (Buchori dan Wiladi, 1982).
Perubahan
Kebudayaan
a. Perubahan
Kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara
unsure-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan.
Definisi-definisi perubahan kebudayaan banyak diutarakan pada sarjana sosiologi dan antropologi antara lain :
John Lewis Gilin dan John Philip Gilin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk,ideology,maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
Definisi-definisi perubahan kebudayaan banyak diutarakan pada sarjana sosiologi dan antropologi antara lain :
John Lewis Gilin dan John Philip Gilin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk,ideology,maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b. Samuel
Koening
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehiudpan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehiudpan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
c. Seo
Sumardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga keasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-niali, sikap dan pola-pola berperilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga keasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-niali, sikap dan pola-pola berperilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
d. KIgssley
Davis
Perubahan kebudayaan adalah peruabahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah peruabahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
Kaitan
Manusia Dengan Kebudayaan
Manusia seperti yang kita tahu,
sangat erat kaitannya dengan arti kebudayaan. Kebudayaan itu ibaratnya seperti
ciri khas dari manusia yang menggunakan kebudayaan tersebut. Banyak sekali
kebudayaan di negara Indonesia tercinta kita ini, salah satunya adalah seperti kebudayaan
Jawa, dan masih banyak lagi. Hakikat manusia dalam melestarikan dan menjaga
kebudayaan adalah suatu keharusanagar tidak
terpengaruh oleh kebudayaan lainnya.
Kita harus menjaga keaslian budaya
kita karenakebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang kita dahulu.
Namun akhir-akhir ini, kita pasti sudah tahu kalau banyak dari kebudayaan di
negara kita ini telah terpengaruh olehkebudayaan luar, khususnya kebudayaan
barat. Ya, itu benar. Ini merupakan efek dari arusglobalisasi yang sangat
kencang sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan dari luar yang bebas keluar masuk
ke dalam negara kita ini sehingga kebudayaan kita agak sedikit “terpengaruh”
oleh kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Ini merupakan kelalaian
masyarakat sekarang yang tidak mampu menjaga keaslian budaya nenek moyang kita terdahulu.
Tapi ini sudah terlambat untuk diatasi. Mengapa? Ibaratnya itu kita seperti
berjalan melawan arus yang sangat kencang, seperti itulah yang masyarakat kita
sedang alami. Mereka tidak mempersiapkan pertahanan untuk melawan arus kencang
tersebut. Bahkan mereka mulai mengikuti arah arus tersebut. Hal ini sangat
berbahaya karena jika ini dibiarkan terus makakebudayaan asli kita akan
perlahan-lahan hilang.
Tidakkah
kita berpikir, bagaimana dengan anak cucu kita kelak yang akan mewariskan
kebudayaan kita, sedangkan kebudayaannya itu sudah
“tercemar” oleh kebudayaan asing atau luar? Apakah mereka akan
bangga dengan kebudayaannya itu? Sungguh ironis memang. Jadi kesimpulan dari
uraian di atas adalah kaitan manusia dan kebudayaan sangatlah erat, sebab
kebudayaan timbul karena hasil karya cipta dan karsa dari manusia itu sendiri.
Dengankebudayaan dapat mengatur kehidupan manusia untuk hidup bersosialisasi
dengan manusia laindi sekitarnya. Dan kebudayaan dapat hilang karena masuknya
budaya lain. Oleh sebab itu,banyak suku lain menolak kebudayaan dari luar di
khawatirkan akan merusak kebudayaan yangmereka anut sejak jaman dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar