IBD (2) BAB II
Manusia dan Keindahan
1. Pengertian Keindahan
Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan
yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang
dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman
"keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu
berada pada mata yang melihatnya."
Kata benda Yunani klasik
untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk
"indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος,
hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti
"jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan
"berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
Sebuah buah yang matang
(pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk
tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak
akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna,
termasuk "muda" dan "usia matang."
2. Perbedaan Keindahan Suatu Kualitas
Abstrak dan Sebuah Benda Tertentu yang Indah
Keindahan sebagai suatu
kualitas abstrak (Beauty as an abstract quality) menggambarkan sesuatu yang
kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan
sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita.
Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang
keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat
dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang
dipahaminya.
Sedangkan keindahan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah keindahan yang memiliki konsep
pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang
dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan
dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam bentuk benda:
§ Secara alami : Manusia
menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha
Kuasa.
§ Buatan tangan: Karya seni yang memiliki nilai estetika yang
dapat dinilai oleh manusia.
Menurut cakupan orang harus
membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak dan sebagai
sebuah benda tertentu yang indah. Dalam pembatasan filsafah kedua pengertian
itu kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan
menurut luasnya pengertian, yakni :
§ Keindahan dalam arti yang luas
§ Keindahan dalam arti estetis murni
§ Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan
3. Keindahan yang Seluas-luasnya
Keindahan
itu tidak bisa disamakan dengan materi tetapi keindahan itu adah kepuasan yang
muncul dari dalam hati dan sesuatu yang kita bayangkan karena kita ingin
mencapainya, butuh waktu untuk menimbulkan keindahan dalam diri, disaat ke
indahan itu muncul maka tercipatalah kedamaina dalam hati kita yang merasakan
keindahan.
Dalam pembatasan filsafat
kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja Disamping itu terdapat
pula perbedaan menurnt luasnya pengertian, yakni :
§ Keindahan dalam arti yang luas
§ Keindahan dalam arti estetis murni
§ Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari
bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan.
Keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
§ Keindahan alam
§ Keindahan seni
§ Keindahan moral
§ Keindahan intelektual
Keindahan ini lah yang mencakup semua
nilai keindahan yang pada dasarnya mempunyai nilai tersendiri , dengan cara
pandang yang berbeda pada setiap manusia.
Keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Manusia menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersipat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu
ciptaan Tuhan.
4.
Perbedaan Nilai Ekstrinsik dengan Nilai Intrinsik
a. Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya uisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
b. Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik
dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri. Contohnya: pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca
melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
5. Pengertian Kontemplasi dan Ekstensi
Kontemplasi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu
proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari
nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
Apabila kontemplasi dan
ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor
pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor
pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat
kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan
terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Manusia menciptakan
berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya
ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran
pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam
lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga
sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
6. Renungan
Renungan berasal dari kata renung;
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologik.
a. Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini
ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan
dari perasaan manusia). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami
oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang
paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya
yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of
Expresion and General Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori
pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah
memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya
dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis,
wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan
itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
b. Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak
metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory).
c. Teori Psikologis
Teori-teori metafisis
dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi
tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena
terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem
menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran
penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.
Suatu teori lain tentang
sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller
(1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri
seseorang. Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah
teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang
atau tanda dari perasaan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar