IBD (3) BAB II
Manusia dan Pandangan
Hidup
1.
Pengertian
Pandangan Hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan
hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan
pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau
dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan
terus menerus, sebingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil
pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas
dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,
pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
2.
Macam-Macam
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan
ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam:
a. Pandangan hidup yang berasal dari
agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup yang berupa
ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat
pada negara tersebut.
c. Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
Apabila pandangan hidup
itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka
pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik,
ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu negara, ideologinya
disebut ideologi negara. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita,
kebajikan, usaha, dan keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan
satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah
apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan
usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak
dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang
baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau
peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan
diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan
kepada Tuhan.
3.
Pandangan
Hidup Muslim
Setiap umat atau kaum
ataupun bangsa memiliki pandangan hidup sebagai sikap dasar dalam berpikir dan
bertingkah laku. Bangsa Indonesia memiliki pandangan hidup yang tersimpul dalam
Pancasila. Bangsa Amerika memiliki Way of Life of Amerika yang khas. Sebagai
pemeluk agama Islam maka setiap muslim pun harus mempunyai Way of Life
(pandangan hidup) ini.
Al Qur’an dan Al Hadits
sebagai sumber utama ajaran Islam. Maka di dalamnya terkandung
peraturan-peraturan tentang segala aspek kehidupan yang sifat mengikat bagi
setiap orang yang mengaku sebagai seorang muslim untuk melaksanakannya
sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
“Dan Kami (Allah) tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya dan pada sisi Kami ada suatu Kitab yang membicarakan kebenaran dan mereka tiada dianiaya.” (Q.S. Al Mukminun : 62)
“Dan Kami (Allah) tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya dan pada sisi Kami ada suatu Kitab yang membicarakan kebenaran dan mereka tiada dianiaya.” (Q.S. Al Mukminun : 62)
Dalam melaksanakan
(mengamalkan) isi al Qur’an dan Al Hadits setiap orang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Akan tetapi dalam ayat di atas memberikan isyarat bahwa setiap
muslim dituntut untuk taat semaksimal mungkin dan bukan seenaknya sendiri.
Siapa yang enggan dan diliputi perasaan malas melaksanakan perintah dan
menjauhi laranganNYA, maka iapun akan mendapatkan balasan setimbang dengan itu.
Dan siapa yang bersungguh-sungguh melaksanakan dan mengamalkan isi Kitab Allah
dan Sunah Nabi SAW maka ia pun akan mendapatkan balasan keutamaan sebagaimana
dijelaskan dalam ayat diatas bahwa segala amal perbuatan manusia di catat dalam
suatu kitab di sisi allah SWT dan setiapa manusia akan diberikan balasan
sebagaimana amal perbuatannya ketika di dunia.
Al Qur’an merupakan
Undang-undang dasar bagi setiap muslim. Pedoman hidup dalam kehidupan. Rem
cakram dalam pergaulan. Sementara Sunah Nabi SAW sebagai pelengkap sebagai
penjabarannya dan merupakan operasionalnya. Oleh karena itu Rasulullah SAW
memberikan jaminan kepada siapapun yang berpegang teguh berpedoman kepada Al
qur’an dan Al Hadits maka ia tidak akan pernah tersesat baik mengenai urusan
dunia maupun urusan akhirat sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka, dan kalian tidak akan tersesat selama berpegang (berpedoman) pada keduannya yaitu Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunahku (Al Hadits).” (HR. Muslim)
“Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka, dan kalian tidak akan tersesat selama berpegang (berpedoman) pada keduannya yaitu Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunahku (Al Hadits).” (HR. Muslim)
Dengan demikian setiap
muslim harus berpedoman kepada Al Qur’an dan Al Hadits sebagai Wayb of Life
(pandangan hidup) nya. Apakah setiap langkahnya sudah lurus dan benar ataukah
menyimpang, maka yang dijadikan kriteria adalah Al Qur’an dan al Hadits.
Seorang muslim yang baik akan membenarkan hal ini. Bila gerak dan langkahnya
sudah selaras dengan al Qur’an dan As Sunah maka ia akan berusaha istiqomah,
tetapi bila ia merasa menyimpang dan apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan
Al Qur’an dan Al Hadits, maka dengan kejujuran hati berani mengoreksi kesalahan
dirinya, lalu dengan penuh berani pula berusaha surut dari langkahnya yang
diketahuinya menyimpang, bertaubat dan kembali berusaha menserasikan dirinya
lagi dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits, karena dari sinilah keberuntungan
yang sebenarnya dan kesuksesan hidup akan ia dapatkan. Jadi Al Qur’an dan
Hadits merupakan pandangan hidup bagi setiap muslim yang akan mengantarkannya
menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Allah SWYT berfirman dalam Al Qur’an :
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al Baqarah : 5)
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al Baqarah : 5)
4.
Pengertian
Ideologi
Secara umum, Pengertian
Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak dicapai
dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Istilah ideologi berasal
dari kata 'idea' (inggris) yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita; dan kata 'logi' yang dalam bahasa Yunani logos artinya ilmu atau
pengetahuan. Secara Harfiah, Pengertian Ideologi adalah pengetahuan tentang
gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran
tentang pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian
sehari-hari "idea" yang berarti 'cita-cita'. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi
mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara memandang segala
sesuatu. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar
pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga pembuat konsep
ini menjadi intisari politik.
Hak Ideologi
Dinilai dari jenisnya, Hak Ideologi
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Ideologi Terbuka
Ideologi
terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam
sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang
hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam
tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan
disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat.
Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori,
melainkan harus disepakati secara demokratis.
b. Ideologi Tertutup
Ideologi
tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan
tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai
kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi.
Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain.
Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih dahulu akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat , yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. bersifat totaliter berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.
Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih dahulu akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat , yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. bersifat totaliter berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.
5.
Pengertian
Cita-Cita
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di
dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan)
dimana untuk mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang
mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan tetapi
sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah sesuatu
yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan
yang tidak dapat direalisasikan.
Dari kecil kita sering
dinasehati oleh orangtua, guru ataupun orang lain untuk memiliki cita-cita
setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau
impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk
menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Faktor kondisi yang
mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang
menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi
yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat
merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita,
Misalnya sebagai berikut:
Amir dan Budi adalah dua anak pandai
dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak
orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak
mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya
merupakan faktor yang menguntungkan atau memudahkan mencapai
cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya ekonominya
lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi
yang lemah merupakan hambatan bagi Budi dalam mencapai
cita-citanya.
6.
Pengertian
dan Makna Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan
atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik,
karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara
hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang
utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk
sosial yang berarti manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan,
saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula
saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi,
manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk
itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati
yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu
perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
7.
Faktor-Faktor
yang Menentukan Tingkah Laku
Faktor-faktor yang
menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga, yaitu:
a.
Pertama
faktor pembawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan.
b.
Faktor
kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan.
c.
Faktor
ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang
pernah diperoleh.
8.
Pengertian
Usaha atau Perjuangan
Usaha atau perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak atau ilmu maupun denan tenaga ataupun dengan jasmani, atau dengan
kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena
kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan
manusia lainnya.
Perjuangan tidak selalu
identik dengan lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan
keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat
dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru
sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi
dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal
amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
9.
Pengertian
Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
a.
Aliran naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari
Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi.
Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak
ada.
b.
Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal
itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan
sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini
dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah
yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal
dengan kata lain ilmu dan teknologi. Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun
tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan
akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
atau berilmu dapat menguasai individu yang berpikir rendah.
c.
Aliran gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan
gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai
dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika
berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan
dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup.
Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati
nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak
menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu,
melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut
sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal,
kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia
logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik
secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
10. Langkah-Langkah
Pandangan Hidup yang Baik
Setiap
manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat
mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu,
yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai
tujuan dan cita-cita dengan baik pula.
Adapun
langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni :
a. Mengenal,
mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari
setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
b. Mengerti,
mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila
dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup
pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur
kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam.
Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, hadist dan bagaimana kedua hal
tersebut mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
c. Mengkhayati,
dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri. Menghayati disini dapat
diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan
memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa
hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang
dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu
atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan
hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu
sendiri.
d. Meyakini,
meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian
sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
e. Mengabdi,
mengabdi merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan
perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan
manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu di alam akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar