MATEMATIKA DAN ILMU
ALAMIAH DASAR
BAB III
Ruang Lingkup IPA
1. Alam Semesta Beserta Isinya
Alam semesta
terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta segala hal yang
telah di ketahui dan baru dalam tahap percaya bahwa pasti ada di antariksa.
Bumi, bulan, planet-planet dan matahari yang termasuk dalam tata surya hanyalah
titik kecil diantara 200 milyar bintang penyususn galaksi bima sakti.
Perhitungan sampai angka 200 milyar bintang ini merupakan perkiraan untuk
sebuah galaksi (yakni galaksi bima sakti yang mempunyai garis tengah sekitar
100.000 tahun cahaya.
Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi. Namun para ahli
astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang
angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya. Alam semesta atau universum
dalam terminologi ilmu astronomi adalah ruang angkasa dengan segala zat dan
energi yang ada didalamnya
Konsep
manusia mengenai apa yang dimaksud alam semesta telah berubah secara radikal
sepanjang zaman. Pada mulanya, mereka meletakkan Bumi sebagai pusat alam
semesta. Selanjutnya, mereka menemukan bahwa Bumi hanyalah sebuah planet, dan
yakin bahwa mataharilah sebagai pusat. Kemudian mereka menyadari bahwa Matahari
hanyalah sebuah bintang biasa, yang merupakan anggota dari sebuah gugusan
bintang yang disebut galaksi dan meyakini bahwa galaksi inilah Alam Semesta.
Setelah itu, mereka menemukan lagi bahwa galaksi ini hanyalah satu dari
sedemikian banyak galaksi yang membentuk alam semesta. Kenyataan inilah yang
kita yakini saat ini.
2. Proses Terjadinya Alam Semesta
Alam semesta
terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu bersamaan dengan adanya
letusan-letusan besar. Ada beberapa teori yang menyatakan tentang terbentuknya
alam semesta, antara lain sebagai berikut.
a. Teori
Dentuman atau Teori Ledakan
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu
massa yang sangat besar yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat jenis
yang sangat besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya meledak
dengan hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang dengan
sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah
berjuta-juta tahun massa yang berserakan membentuk kelompok-kelompok dengan
berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula. Kelompok-kelompok
tersebut akhirnya menjadi galaksi yang bergerak menjauhi titik intinya. Teori
ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu
bergerak menjauhi intinya.
b. Teori Big
Bang
Teori Big Bang dikembangkan oleh George
Lemarie. Menurut teori ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah primeval
atom yang berisi materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini
meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul dua gaya
saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya dinamakan
gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih dominan sehingga alam
semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
c. Teori
Creatio Continua (Teori Keadaan Tetap)
Teori Creatio Continua dikemukakan oleh Fred
Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta
ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan
kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada
setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel
tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang
dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan lebih besar dari yang
lenyap, sehinggamengakibatkan jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan
pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada
10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-kabut
baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan hidrogenin,
kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
d. Teori
Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu
massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam jangka
waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga-tenaga yang
bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai
unsur lain yang kompleks.
Pada masa
kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga
unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang
sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa
partikel-partikel yang ada pada saat ini berasal dari partikel-partikel yang
ada pada zaman dahulu.
3. Perbedaan Anggota Sistem Tata Surya
Tata surya
adalah kumpulan benda langit yang terdiri dari matahari (bintang),
planet-planet, satelit alam, meteor, asteroid, dan komet yang berputar
mengelilingi matahari (berevolusi). Matahari menjadi pusat tata surya karena
semua benda langit berputar mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk
elips. Dalam setiap revolusinya anggota tata surya pada suatu saat berada dekat
dengan matahari. Titik terdekat dengan matahari disebet perihelium dan titik
terjauh disebut aphelium. Semua benda langit dalam sistem tata surya berputar
mengelilingi matahari karena matahari memiliki gaya gravitasi paling besar.
Berikut ini
adalah yang termasuk ke dalam tata surya:
a. Bintang
Bintang
adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan memancarkan
cahaya sebagai sumber cahaya, bintang yang terdekat dengan bumi adalah
matahari. sedangkan Matahari sendiri dikelilingi oleh planet-planet anggota
tata surya seperti pelanet bumi, merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus,
uranus, neptunus dan jupiter.
Oleh karena
itulah bintang katai memiliki warna lebih putih dan bintang neutron yang sudah
tak pernah memancarkan cahaya atau energi tetap disebut juga dengan bintang.
b. Matahari
Matahari adalah jenis bintang yang terdekat
dengan bumi, dimana Matahari memiliki jarak dengan bumi sekitar 149,680,000
kilometer atau 92,26 juta mil, terbentuk dari komponen gas helium dan hidrogen
dan terdiri dari enam lapisan, serta diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi
bintang Centaurus yang berjarak kurang lebih empat tahun cahaya. Matahari
merupakan pusat dari tata surya kita. Matahari dikelilingi oleh planet-planet
anggota tata surya seperti planet bumi, merkurius, venus, mars, jupiter,
saturnus, uranus, neptunus dan Jupiter. Matahari berotasi pada sumbunya dengan
arah rotasi dari barat ke timur. Periode rotasi matahari pada bagian equatornya
adalah 34 hari, sedangkan pada bagian kutubnya memerlukan waktu sekitar 27
hari. Perbedaan rotasi tersebut dikarenakan matahari berbentuk gas, sehingga
bagian equator dan kutubnya mempunyai gerak yang berbeda. Matahari merupakan
bola api yang suhu pada intinya sekitar 35 juta derajat celcius dan suhu pada
bagian permukaannya 6000 derajat celcius.
c. Planet
Planet
adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya. Planet
tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet
yang dekat dengan bumi dapat kita lihat setiap hari dengan mata telanjang
seperti planet venus yang disebut orang sebagai bintang fajar. Planet merupakan
benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Cahaya planet
merupakan pantulan dari cahaya matahari. Kedudukan planet-planet dengan
bintang-bintang tidak tetap. Setiap planet mampunyai periode rotasi dan
revolusi yang berbeda-beda. Planet dikelompokkan dalam dua kategori yaitu :
planet dalam dan planet luar. Planet dalam yaitu merkurius, venus, bumi dan
mars, sedangkan planet luar yaitu yupiter, saturnus, uranus dan neptunus.
d. Asteroid
Asteroid
adalah benda-benda angkasa yang berada dalam serbuk asteroid, yakni daerah
antara orbit Mars dan Jupiter, planet-planet kecil yang jumlahnya puluhan ribu,
beredar mengelilingi matahari, letaknya di antara orbit Mars dan Jupiter. Para
ahli astronomi menyatakan dalam sebuah teori bahwa asteroid adalah sisa-sisa
planet yang meledak, sebelumnya mengorbit matahari di antara orbit-orbit Mars
dan Jupiter. Ada sebuah teori lain menjelaskan bahwa asteroid adalah
bongkahan-bongkahan benda-benda angkasa yang tidak pernah dapat membentuk
planet pada waktu sistem tata surya terbentuk. Ada dua teori asal mula
asteroid:
1.1 Asteroid
berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan Jupiter meledak karena
efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk asteroid-asteroid.
1.2 Asteroid
terbentuk pada awal terbentuk pada awal terbentuknya tata surya terdapat gukup
partikel di antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu berkelompok
e. Komet
Komet adalah
benda langit yang mengelilingi matahari. Komet memiliki orbit garis edar
sendiri yang bentuknya sangat lonjong. Komet biasa disebut sebagai bintang
berekor karena sifatnya yang bercahaya terang dan memiliki ekor gas debu yang
sangat panjang.
f. Meteor dan Meteroid
Meteor
adalah benda langit yang masuk ke dalam wilayah atmosfer bumi yang
mengakibatkan terjadinya gesekan permukaan meteor dengan udara dalam kecepatan
tinggi. Akibat adanya gesekan yang cepat tersebut menimbulkan pijaran api dan
cahaya yang dari kejauhan kita melihatnya seperti bintang jatuh.
Meteor
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. meteorid
besi : terdiri 90% zat besi dan 10% nikel
2. meteorid batu : terdiri 10% besi dan nikel dan lainnya berupa silicon.
2. meteorid batu : terdiri 10% besi dan nikel dan lainnya berupa silicon.
4. Planet Bumi merupakan Bagian dari Tata Surya
Kata
“Planet” berasal dari bahasa Yunani yaitu Planetai, yang berarti pengembara.
Pengertian dari planet sendiri adalah benda angkasa yang tidak menghasilkan
cahaya sendiri, berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi bintang. Dalam Tata
Surya, bintang yang dimaksud adalah matahari. Sebagian besar planet dalam Tata
Surya orbitnya diikuti oleh satelit. Satelit ini beredar mengelilingi planet,
dan bersama-sama planet mengelilingi pusatnya (matahari).
Pada
awalnya, dalam Sistem Tata Surya Terdapat 9 buah planet. Panet-panet itu adalah
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Pluto. Namun pada
Sidang Umum International Astronomical Union (IAU) ke-26, pada tanggal 25
Agustus 2006 di Praha, menetapkan hanya 8 buah planet yang masuk dalam Sistem
Tata Surya. Palet yang dikeluarkan dalam anggota Tata Surya adalah Pluto.
Planet-planet
dalam Tata Surya dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi. Hal ini
disebabkan adanya beberapa macam kriteria untuk mengklasifikasikan
planet-planet ini. Berikut ini adalah beberapa klasifikasi planet dalam
berbagai kriteria.
a. Berdasarkan
Massanya
1) Planet
Superior
Planet
Superior adalah planet dengan massa yang besar. Yang termasuk dalam planet
superior adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
2) Planet
Inferior
Planet
Inferior adalah planet dengan massa yang kecil. Yang tergolong dalam planet
inferior adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
b. Berdasarkan
Jaraknya ke Matahari
1) Planet
Interior
Planet
Interior adalah planet-planet yang jarak rata-rata ke matahari lebih pendek
daripada jarak rata-rata Bumi ke Matahari. Yang termasuk dalam kategori planet
interior adalah Merkurius dan Venus. Planet Interior sering juga disebut dengan
Planet Dalam.
2) Planet
Eksterior
Planet
Eksterior adalah planet-planet dengan jarak rata-rata ke matahari lebih panjang
daripada jarak rata-rata Bumi ke Matahari. Yang masuk dalam golongan ini adalah
planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet Eksterior sering
juga disebut dengan Planet Luar.
5. Lapisan-Lapisan pada Planet Bumi dan
Fungsinya bagi Kehidupan Manusia
Lapisan
Atmosfer bumi adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi dan mereka ikut
bersama bumi melakukan rotasi dan berevolusi mengelilingi matahari. Komposisi
udara yang berada dalam atmosfer adalah kombinasi dari berbagai jenis gas yang
sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dimuka bumi. Lapisan atmosfer bumi
memiliki peranan penting bagi kehidupan, karena ia dapat menjaga suhu
dipermukaan bumi tetap hangat pada malam hari dan pula dapat menangkal radiasi
berbahaya dari luar angkasa seperti sinar ultra violet yang berlebihan.
Lapisan
atmosfer bumi tebagi menjadi beberapa bagian yang masing-masing memiliki
ketebalan/ketinggian, suhu yang berbeda. Berikut adalah bagian dari atmosfer
bumi.
a. Troposfer
Memiliki
ketebalan 0 - 15 km dari permukaan bumi.
Suhu pada
lapisan ini berkisar antara 17 - minus 52 derajat C.
Sekitar 80%
gas yang ada pada atmosfer berada bada lapisan ini.
b. Statosfer
Memiliki
ketinggian sekitar 15 - 40 km dari permukaan bumi.
Suhu pada
lapisan ini adalah minus 57 derajat C.
Pada lapisan
ini terdapat lapisan Ozon, yang berguna untuk menahan sinar ultra violet.
c. Mesosfer
Ketebalan
mesosfer sekitar 45 - 75 km diatas Statosfer.
Suhu pada
lapisan ini sangat dingin, yaitu sekitar minus 140 derajat C.
Pada lapisan
ini terdapat kristal-kristal es yang membentuk awan noctilucent.
d. Thermosfer
Ketebalan
thermosfer sekitar 75 - 100 km dan berada diatas mesosfer.
Suhu pada
lapisan ini jauh lebih panas dari lapisan mesosfer, yaitu sekitar 80 derajat C.
e. Ionosfer
Memiliki
Ketebalan sekitar 50 - 100 km diatas thermosfer.
Pada lapisan
ini bersifat memantulkan gelombang radio, karena lapisan ini bermuatan listrik
yang disebabkan oleh penyerapan radiasi sinar ultra violet, dan hal ini juga
menyebabkan pada lapisan ini memiliki suhu yang sangat tinggi.
f. Eksosfer
Ketebalan
eksosfer adalah 500 - 700 km dan berada diatas lapisan ionosfer.
Memiliki
suhu jauh lebih rendah dari lapisan sebelumnya, yaitu sekitar minus 57 derajat
C.
Pada lapisan
ini tidak terdapat tekanan udara atau tekanan udaranya = 0 cmHg karena udara
disini sangat-sangat tipis sekali.
6. Teori Terbentuknya Bumi
Bumi adalah
planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat
tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa
yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut
air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
Theory Big bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar